Sabtu, 19 Februari 2011

Hakikat Doa (Makalah)

Hakikat Doa


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makalah ini dilatarbelakangi dengan dahsyatnya kekuatan doa dan hakikat doa itu sendiri .Pentingnya kita berdoa kepada Allah swt, karena dengan berdoa menuntun kita untuk kehidupan yang lebih baik dan tanda syukur kita terhadap Sang Khalik.
Wahai sahabat, negeri kita saat ini tengah “dianugerahi” nikat yang sangat luar biasa. Apakah itu? Tidak lain ialah krisis moneter yang berimbas pada munculnya berbagai krisis lain.
Melaui krisis-krisis ini,para pegawai terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Tak sedikit pelajar dan mahasiswa yang putus sekolah dan kuliah karena tidak mampu membiayai. Juga tak sedikit para pejabat yang akhirnya masuk penjara karena terbukti menyalahgunakan uang rakyat,hanya demi menanggulangi krisis ekonomi yang tengah melanda keluarganya.
Lalu mengapa krisis ini kita sebut ini sebuah “anugerah”?. Itu karena melalui saat inilah Allah tengah menebarkan jaring-jaring-Nya kepada hamba-hamba yang beriman,agar mendekat pada-Nya dan mendapatkan kenikmatan yang lebih hakiki dan abadi.




1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

Rumusan dan batasan masalah pada buku ini adalah :
a. Apa yang dihasilkan dari doa?
b. Apa perlu kita berdoa?
c. Apa hakikat doa itu sendiri?
d. Bagaimana kekuatan doa?


BAB II
DESKRIPSI ISI BUKU

Buku ini menjelaskan bahwa hakikat doa adalah sebagai penuntun kita untuk mengubah diri. Hidup kita, tidaklah hitam-putih sebagaimana televisi zaman dahulu. Ia tidak pula sestatis laut mati. Namun, senantiasa bergerak,karena hidup selalu penuh dengan tantangan dan kebutuhan.


BAB III
PEMBAHASAN



3.1 Hakikat Doa

Doa, hakikatnya adalh penunutun kita untuk mengubah diri. Hidup kita, tidaklah hitam-putih sebagaimana televisi zaman dahulu. Ia tidak pula sestatis laut mati. Namun, senantiasa bergerak. Penuh dengan tantangan kebutuhan. Melalui kedua hal itulah Allah hendak menguji, mana hamba yang tetap pada fitrah kesucian dan mana yang tidak.
Lewat runtutan musibah ini, Allah swt hendak memperbaiki pribadi kita, yaitu bagusnya pribadi yang berawal dari perubahan diri. Nah, perubahan diri inilah yang menjadi penting dari doa yang kita panjatkan setiap hari.
Ibn ath-Thailah menuturkan dalam kitabnya yang terkenal Al-Hikam:
“Bagaimana engkau menginginkan sesuatu yang luar biasa, padahal engkau sendiri tidak mengubah dirimu? Dari kebiasaanmu? Kita banyak meminta,banyak berharap kepada Allah. Tapi sibuknya meminta, kadang tak sempat menilai diri sendiri. Padahal, kalau kita meminta dan berakibat kita mengubah diri, maka Allah akan memberi apa yang kita minta. Karena sebetulnya doa itu adalah pengiring agar kita bisa mengubah diri kita. Jika kita tidak pernah mau mengubah diri kita menjadi lebih baik maka tentu ada yang salah dengan permintaan kita”
Kekuatan seseorang dalam mengubah dirinya, dapat menjadi salah satu faktor kesuksesan memburu pertolongan Allah swt. Andaikata hidup semakin sempit dan tetap dalam keadaan yang sama, jelas ada yang salah dengan diri kita.
Itu semua bukan karena Allah swt tidak sayang terhadap kita. Namun amat mungkin disebabkan karena kita tidak mau dari kebiasaan-kebiasaan buruknya,dan merasa sungkan untuk meningkatkan ibadahnya.
Sesungguhnya Allah pasti akan mengabulkan doa setiap hamba-Nya sebagaiman termaktub dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 186:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanyapadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka beriman kepada-Ku agarmereka selalu berada didalam kebenaran.”

Jadi , sekali lagi instropeksilah diri! Lihat kekurangan-kekurangan kita pikirkan apa yang mesti kita lakukan agar Allah berkenan mengabulkan doa-doa kita. Jika diumpamakan , kita meminta padi yang baik, tapi kita tidak pernah bergairah mencangkul dan memberi pupuk, maka doa kita adalah doa yang hampa. Misalnya, ingin lulus ujian tetapi tidak menin gkatkan kegigihan belajar, maka jangan salahkan siapa pun bila kita kemudian menghadapi kesulitan luar biasa dalam mengerjakan soal-soal ujian tersebut.
Sederhananya siapapun doanya ingin di-ijabah , maka jangan perhatikan apa yang kita minta. Akan tetapi, perhatikanlah apa yang bisa kita ubahdulu dari kita sendiri. Jadi, doa harus diiringi dengan ikhtiar, jika doa tanpa ikhtiar diibaratkan gema yang kosong , mementul begitu saja juga sebaliknya.

3.2 Nilai Hakiki Doa

Sebenarnya Allah senantiasa meyediakan berbagai jalan bagi hamba-Nya agar makin dekat kepada-Nya. Sedikit pun, Dia tidak bermaksudzalim pada hamba-Nya karena Mahasuci Dia dari sikap zalim.
Perubahan dirilah yang senantisa perlu kita camkan , ketika kita punya kenginan. Ketika kita ingin kesejahteraaan kita meningkat janganlah pusing-pusing bertanya, “Kenapa pimpinan belum menaikkan gaji kita? Menagpa tunjangan tidak kunjung datang?” Bersegeralah menyusun strategi kerja yang produktif, disiplin, dan tepat waktu. Perbaiki pula komunikasi antar teman sekantor dan para atasan.
Jadi, hakikatnya doa adalah bagaiman kita semakin dekat pada-Nya. Akibatnya ialah , akhlak kita akan terlihat baik, terasa makin tinggi,cemerlang. Masalah kebutuhan duniawi? Allah tidak pernah lupa memberi.


BAB IV
KESIMPULAN

Dalam surat al-Insyiqaq ayat 6 :
“Hai manusia,sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya”.
Jadi siapa yang bersungguh-sungguh dalam berdoa niscaya Allah akan mengabulkan doa-doa kita. Semoga pada akhir hayat, Allah swt berkenan menyambut penuh cinta kedatngan kita.
“hai jiwa yang tenang , kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah kedalam surga-Ku”.(QS al-Fajr 27-30).
Aamin Ya Robbal A’lamin.












DAFTAR PUSTAKA

Gymnastiar , Abdullah. 2005 . Kekuatan Doa . Bandung : Khas MQ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar